Kamis, 22 November 2018

Penyimpanan Sediaan Farmasi

Penyimpanan Sediaan Farmasi



Obat merupakan salah satu faktor terpenting dalam pelayanan kesehatan, oleh karena itu penting sekali kita memperhatikan tata cara penyimpanan obat baik itu diapotek, instalasi farmasi rumah sakit, puskesmas ataupun di gudang farmasi.
Beberapa tujuan kenapa obat harus disimpan secara baik, diantaranya adalah :
  1. Persediaan aman dan tidak mudah hilang
  2. Memudahkan pengawasan persediaan stok, khususnya bagi obat yang mempunyai waktu kadaluarsa dan obat dengan golongan psikotropika dan narkotika.
  3. Memelihara mutu obat (menjaga stabilitas obat) dan perbekalan farmasi lain
  4. Mempermudah dan mempercepat pelayanan, karena penyimpanan dilakukan menurut sistem tertentu.
Ada beberapa sistem atau tata cara penyimpanan obat yang diterapkan di Apotek, Instalasi Farmasi dan Gudang Farmasi diantaranya adalah :
1. FIFO dan FEFO
FIFO adalah kependekan dari First in first out yang artinya barang yang datang terlebih dahulu, dikeluarkan pertama. Biasanya penyimpanan obat dengan menggunakan sistem FIFO ini digunakan untuk menyimpan obat tanpa memperhatikan tanggal kadaluarsa.
Tetapi pada sistem FIFO ini memiliki kekurangan jika diterapkan dalam penyimpanan obat yaitu :
Jika obat yang datang belakangan EDnya  (tanggal kadaluarsa) tinggal sebentar lagi atau lebih dekat waktu EDnya daripada obat yang datang lebih dahulu maka obat yang ED tidak ketahuan sebelum sempat digunakan.
FEFO adalah kependekan dari first expiry first out yang artinya barang yang lebih dahulu kadaluarsa (ED), yang akan dikeluarkan terlebih dahulu. Tempatkan obat dengan tanggal kadaluarsa yang lebih pendek di depan obat yang berkadaluarsa lebih lama. Bila obat mempunyai tanggal kadaluarsa sama, tempatkan obat yang baru diterima di belakang obat yang sudah berada di atas rak.
Penggabungan 2 sistem tersebut yaitu FIFO dan FEFO adalah hal yang paling ideal dilakukan.
Keuntungannya dengan menggabungkan ke dua sistem tersebut yaitu Obat-obat yang ada di penyimpanan tidak akan terbuang karena kadaluarsa.
2. Berdasarkan abjad
Penyimpanan obat berdasarkan abjad bertujuan untuk mempermudah pengambilan obat dan untuk penyimpanan berdasarkan abjad ini juga harus berdasarkan bentuk sediaan.
Misal sediaan tablet kita urutkan dari huruf A (Amoxilin), B (Betametason), C (Ciproheptadin) dan seterusnya
3.Berdasarkan generik dan  non generik
Obat generik  dan non generik dipisahkan dan disusun berdasarkan abjad dan berdasarkan bentuk sediaan, hal tersebut untuk memudahkan pengambilan obat baik yang generik maupun non generik terutama diera BPJS sekarang ini.
4. Berdasarkan kelas terapi obat
Obat ini dikelompokkan berdasarkan khasiat atau indikasi obat tersebut, misal golongan antibiotika dikelompokkan jadi satu dengan golongan antibiotika, golongan analgetik-antipiretik dan lain sebagainya.
5. Berdasarkan bentuk sediaan
Dikarenakan ada macam-macam bentuk sediaan obat seperti yang sudah saya jelaskan diartikel sebelumnya maka sebaiknya obat yang mempunyai kesamaan bentuk sedian di simpan  secara bersamaan di atas rak.
Misal untuk obat oral di simpan dirak yang sama namun agar mudah penyimpanannya obat oral dengan sediaan tablet atau kapsul bisa kita pisahkan dengan bentuk sediaan obat suspensi dll
6.Berdasarkan Stabilitas Obat
Dikarenakan obat-obat yang kita simpan bisa mengalami kerusakan karena stabilitas obatnya terganggu maka dalam penyimpanan kita  juga harus memperhatikan unsur-unsur kestabilan obat diantaranya :
  • Suhu
Obat yang membutuhkan penyimpanan dengan suhu tertentu harus disimpan sesuai dengan instruksi yang sesuai dengan yang tertulis pada label atau box obat.
Mis : untuk vaksin disimpan pada suhu 2-8 derajat C, jg untuk obat-obat supositoria dan pervaginam harus disimpan dalam suhu yang sejuk (5-15° celsius, krn pada suhu tinggi, dapat membuat obat ini meleleh).
Obat-obatan tersebut jika tidak disimpan sesuai dengan persyaratan akan membentuk kristal dan kehilangan aktivitas obatnya
  • Cahaya
Hampir semua obat kestabilannya akan terpengaruh oleh sinar cahaya, sehingga untuk obat-obat tersebut biasanya dikemas dalam kemasan tahan cahaya disimpan dalam wadah gelap
Contoh : epinefrin inj, vit c inj, vit k inj, impugan inj
  • Kelembaban
Karena Obat bersifat menghisap uap air udara sehingga menjadi lembab maka banyak obat dalam kemasan disertai pengering (silica gel) agar tidak lembek . Contohnya obat dalam bentuk kapsul yang dalam kemasan seperti botol biasanya disertai dengan silica gel agar tidak lembek dan lengket.
Untuk itulah tidak disarankan untuk mengeluarkan obat terutama dalam bentuk kapsul di telapak tangan dalam jangka waktu yang lumayan lama karena ditakutkan obat tersebut bisa mengalami kerusakan
7. Berdasarkan  Undang-Undang
Point terpenting pada penyimpanan obat ini adalah penyimpanan berdasarkan undang-undang yang berhubungan  dengan narkotika dan psikotropika.
Obat-obat yang termasuk dalam psikotropika dan narkotika harus disusun dan disimpan secara terpisah dengan obat-obat yang lain dikarenakan ada pelaporan khusus yang harus kita serahkan ke dinas kesehatan setiap bulannya.
Obat narkotika disimpan pada almari narkotika yang terbuat dari kayu dengan ukuran 40x80x120
Contoh almari narkotika
Almari narkotika ini diberi kunci ganda dan diletakkan menempel pada lantai, begitu pula untuk lemari psikotropika juga harus terkunci.
Nah untuk idealnya agar tujuan penyimpanan obat tercapai secara optimal maka kita harus menggabungkan beberapa tata cara penyimpanan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek

Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek   Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek ada dikelompok  : A.     Pengelolaan Sumber daya ...